Lokal  

Kisah Pilu Habibi: Bocah 6 Tahun Pengidap Hidrosefalus yang Terpaksa Diikat

Habibi, Bocah 6 Tahun Pengidap Hidrosefalus yang Terpaksa Diikat/taktis.co

taktis.co – Di sebuah kampung di Desa Selaawi, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, hiduplah Habibi, bocah berusia 6 tahun yang perjuangan hidupnya begitu menyayat hati. Sejak usia 8 bulan, ia didiagnosis menderita hidrosefalus, penyakit yang menyebabkan penumpukan cairan di otak.

Perjuangan orang tuanya merawat Habibi sungguh luar biasa. Mereka telah bolak-balik ke RS Hasan Sadikin, menjalani perawatan intensif, dan tiga kali operasi dalam dua tahun, termasuk pemasangan selang dari kepala hingga perut. Pengobatan rutin pun terus dilakukan hingga saat ini.

Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil signifikan. Kondisi Habibi tak kunjung membaik. Justru sebaliknya, operasi yang dijalani membuatnya hiperaktif dan sulit mengendalikan emosi. Ia sering kabur dari rumah, berlari dengan kecepatan luar biasa, melempar benda, dan tak mengenal bahaya.

Televisi hancur, jendela rumah pernah didobraknya, dan ia kerap melarikan diri. Kekuatan fisiknya pun melebihi anak seusianya. Bahkan, tangisan orang lain justru memicu reaksi lebih keras darinya.

Di tengah kepiluan ini, orang tua Habibi, Mustakim (61) dan Idoh (43), menunjukkan kegigihan luar biasa. Mereka tak pernah menyerah merawat dan mencari pengobatan terbaik. Mereka telah mengamankan rumah dari benda-benda berbahaya, bergantian menjaga Habibi siang dan malam, membacakan dongeng, menyanyikan lagu, dan memberikan sentuhan fisik yang menenangkan.

Namun, upaya tersebut seringkali sia-sia saat emosi Habibi memuncak. Sebagai upaya terakhir, bukan sebagai bentuk kekerasan, mereka terpaksa mengikat Habibi untuk mencegahnya melukai diri sendiri atau orang lain.

Hal ini hanya dilakukan saat kondisi darurat, ketika emosi Habibi sangat tinggi, terutama mengingat kondisi sang ayah yang juga sedang sakit stroke ringan. Ibu Habibi pun harus menanggung beban ganda merawat anak dan suami.

Orang tua Habibi aktif mencari informasi dan dukungan, berharap menemukan solusi terbaik. Mereka memiliki BPJS dan rutin membawa Habibi berobat, namun membutuhkan bantuan lebih banyak lagi.

Kisah Habibi ini menyayat hati. Ia membutuhkan uluran tangan dari siapa pun yang peduli untuk meringankan beban penyakitnya. Mari kita doakan kesembuhannya dan bantu meringankan beban orang tuanya. Semoga ada keajaiban yang datang untuk Habibi, bocah kecil yang semangat hidupnya patut diacungi jempol.

Disclaimer:
Artikel ini menekankan pada upaya orang tua Habibi dalam merawat anaknya dan alasan di balik tindakan mengikat Habibi, bukan sebagai bentuk kekerasan, melainkan sebagai upaya perlindungan terakhir. Hal ini penting untuk menghindari misinterpretasi dan stigma negatif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *