Bayang-bayang bencana masih menghantui, namun secercah harapan menyinari wajah-wajah yang lelah. Bantuan yang diterima bukan hanya meringankan beban materi, tetapi juga memberikan kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan. Di bawah langit Purwakarta yang cerah, Kamis, 19 Juni 2025, Pendopo Pemkab Purwakarta menjadi saksi bisu harapan baru bagi 86 kepala keluarga.
Mereka, warga Desa Pasirmunjul yang menjadi korban bencana pergerakan tanah, berkumpul dengan wajah-wajah yang menyimpan campuran harap dan lelah. Matahari pagi menyinari wajah-wajah mereka yang sebagian masih terlihat kusam akibat trauma bencana yang baru saja mereka alami. Udara dipenuhi dengan bisikan-bisikan cemas dan juga secercah optimisme yang terpancar dari setiap tatapan.
Suasana khidmat namun hangat menyelimuti pendopo. Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, yang akrab disapa Om Zein, terlihat sibuk memverifikasi data warga dan mempersilahkan para warga untuk menyantap hidangan yang disediakan. Gerak-geriknya sigap, mencerminkan kepedulian yang tulus terhadap warganya. “Nanti setelah makan, kita periksa kesehatan para warga yang terdampak,” kata Om Zein.
Ia sesekali berbincang dengan para korban, memberikan kata-kata penghiburan dan memastikan proses berjalan lancar. Senyum ramahnya mampu sedikit meringankan beban yang dipikul para korban.
Kedatangan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang dinantikan, menjadi puncak dari rangkaian kegiatan tersebut. Bantuan berupa uang tunai sebesar Rp10 juta per kepala keluarga diserahkan langsung oleh beliau.
Jumlah tersebut bukan sekadar angka, melainkan simbol harapan baru untuk membangun kembali kehidupan yang hancur. Uang tersebut diperuntukkan bagi biaya sewa rumah sementara, sebuah langkah nyata untuk memindahkan mereka dari tenda-tenda pengungsian dan aula desa menuju hunian yang lebih layak.
Di balik penyerahan bantuan, tersirat janji akan masa depan yang lebih baik. Om Zein menjelaskan rencana pembangunan rumah baru di lahan relokasi milik Perhutani, masih di Desa Pasirmunjul. Rencana ini bukan hanya sekedar solusi sementara, melainkan upaya untuk memberikan tempat tinggal permanen bagi para korban.
Bayangan rumah-rumah baru yang kokoh dan nyaman menggantikan rumah-rumah yang hancur akibat bencana, mengukir senyum harapan di wajah-wajah lelah tersebut.
Di tengah kesedihan, secercah cahaya optimisme mulai menyinari kehidupan mereka, berkat kepedulian dan bantuan yang diberikan. Pendopo Pemkab Purwakarta, hari itu, menjadi simbol kebersamaan dan solidaritas dalam menghadapi musibah.