Puluhan Rumah di Pasirmunjul Rusak Akibat Pergerakan Tanah

Rumah warga yang terdampak pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Purwakarta/Gani Mahnida

Puluhan rumah di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta tinggal mereka rusak akibat pergerakan tanah. Peristiwa ini terjadi menyusul cuaca ekstrim yang melanda wilayah tersebut sepekan terakhir.

Dari Pantauan di lapangan, tepatnya di Kampung Cigintung RT 08 RW06 itu rata-rata rumah warga alami dinding retak, lantai amblas bahkan ada beberapa rumah yang ambruk.

Ustad Deden (56) salah satunya warga yang rumahnya mengalami kerusakan yang cukup parah mengaku, hanya bisa pasrah atas kejadian ini. Saat ini dia beserta keluarga terpaksa mengungsi untuk menghindari bencana yang lebih parah.

“Awalnya rumah saya cuma retak biasa tetapi belakangan makin besar dan lihat rumah tetangga juga sama akhirnya kami pergi dan menyelamatkan barang yang ada di dalam rumah,” katanya, Senin (15/05/2025).

Kondisi serupa di alami Lilis Hernawati (48) yang mengaku tak menyangka jika rumah yang baru selesai direnovasi menghabiskan biaya puluhan juta itu kembali rusak.

“Awalnya dinding retak kecil namun semakin ke sini keretakan semakin besar. Bahkan lantai rumah saya ambles. Sempat dibenerin tetapi kembali rusak lagi ,” ujar Lilis.

Dirinya mengaku heran atas kondisi ini karena selama tinggal belasan tahun di rumah ini tidak pernah terjadi.

“Saya tinggal di rumah ini dari 2007 dan tak pernah mengalami semacam ini. Oleh karena itu saya memutuskan untuk merenovasi rumah, baru juga selesai tiba-tiba dinding tembok rusak bahkan lantai juga ambles,” kata dia.

Atas kondisi ini, Ia bersama keluarga terpaksa mengungsi karena khawatir rumah tiba-tiba ambruk. “Sudah dua minggu saya bersama keluarga tinggal di saung, karena rumah ini sudah tidak kayak ditempati, sudah rusak parah,” ujar Lilis.

Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta mendata ada sekitar 48 rumah yang mengalami kerusakan dua diantaranya mengalami rusak parah.

Selain cuaca ektrem, penyebab pergerakan tanah terjadi karena sistem saluran air yang kurang baik juga menjadi pemicu bencana alam serta lereng yang curam tanpa vegetasi lebih rentan terhadap longsor terutama saat hujan lebat.

“Ditambah lagi lokasi bencana masuk wilayah zona rentan pergerakan tanah menengah,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Purwakarta Heryadi Erlan. (Gani Mahnida)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *