Jelang PPDB 2025, Komite Sekolah SMP Negeri 3 Bungursari Harapkan Gedung Sendiri

Minggon di Kecamatan Bungursari/Nana Suryana

Komite Sekolah SMP Negeri 3 Bungursari menyampaikan harapan besar agar sekolah yang baru berdiri pada tahun 2024 ini dapat segera memiliki bangunan gedung kelas sendiri. Saat ini, SMP Negeri 3 Bungursari masih menumpang di SD Negeri Bungursari dan hanya memiliki empat kelas untuk menampung 108 siswa.

Permasalahan keterbatasan daya tampung tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Bungursari menjadi isu tahunan yang tak kunjung terselesaikan. Berdirinya SMP Negeri 3 Bungursari sendiri merupakan langkah awal untuk menjawab persoalan tersebut. Namun menjelang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026, kekhawatiran kembali muncul terkait keterbatasan ruang belajar untuk siswa baru yang diprediksi akan membludak.

Dalam kegiatan minggon keliling tingkat kecamatan yang dilaksanakan di Aula Desa Wanakerta pada Rabu, 8 Mei 2025, Camat Bungursari Drs. Wawan Darmawan secara langsung menyoroti permasalahan kekurangan ruang kelas tersebut. Dalam sambutannya, beliau mengimbau Komite Sekolah untuk segera mengajukan proposal permohonan peminjaman lahan guna pembangunan gedung sekolah yang mandiri.

“Saya minta agar Komite Sekolah SMP Negeri 3 Bungursari menyusun proposal permohonan lahan secepatnya agar dapat segera ditindaklanjuti. Ini demi kelancaran proses pendidikan anak-anak kita,” ujar Wawan, kepada awak media, Jumat (9/5/2025).

Sofyan, Ketua Komite Sekolah SMP Negeri 3 Bungursari, turut menyampaikan permohonan dukungan kepada seluruh kepala desa yang hadir.

“Ini bukan hanya tanggung jawab satu pihak, ini adalah permasalahan bersama. Kami memohon dukungan dari semua pihak agar sekolah ini dapat berdiri mandiri dan mampu menampung lebih banyak siswa di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.

Namun demikian, pihak komite mengaku masih kebingungan harus mengajukan permohonan ke instansi mana. Apakah ke Dinas Pendidikan, Pemerintah Kabupaten, atau instansi lain yang berwenang dalam pengelolaan lahan serta pembangunan fasilitas pendidikan. Kebingungan ini dinilai dapat memperlambat proses pengajuan dan tindak lanjut terhadap kebutuhan mendesak tersebut.

Pernyataan Sofyan mendapat sambutan positif dari para kepala desa. Beberapa kepala desa bahkan mulai mengusulkan lokasi yang dinilai strategis untuk pembangunan sekolah baru. Salah satunya datang dari Kepala Desa Bungursari, Hj. Nur Elah, yang menyarankan agar bangunan sekolah ditempatkan di lahan kosong milik Perhutani yang berada di dekat gerbang masuk destinasi wisata Nimo Water Forest.

“Tempatnya strategis, mudah diakses, dan bisa menjadi pusat pendidikan baru yang terintegrasi dengan potensi wisata lokal,” kata Hj. Nur Elah.

Komite sekolah telah melakukan proyeksi daya tampung dan memperkirakan lonjakan jumlah pendaftar pada tahun ajaran baru mendatang.

Dengan dukungan dari pemerintah kecamatan, para kepala desa, dan kejelasan dari instansi terkait, diharapkan pembangunan gedung baru SMP Negeri 3 Bungursari dapat segera direalisasikan untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang terus berulang setiap tahunnya. (Nana Suryana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *