Verrell Bramasta: Tata Rias Sunda, Diplomasi Budaya untuk Generasi Muda

Sarasehan Tata Rias Budaya Sunda bertema Menjaga Tradisi, Merawat Jatidiri, di Aula Niagara Park, Purwakarta, Jumat, 25 Juli 2025/taktis.co

Sarasehan Tata Rias Budaya Sunda bertema “Menjaga Tradisi, Merawat Jatidiri” yang diselenggarakan di Aula Niagara Park, Kabupaten Purwakarta, Jumat, 25 Juli 2025, berhasil menyatukan para tokoh budaya, seniman, guru musik, makeup artist lokal, dan tokoh muda nasional.

Acara ini, bagian dari rangkaian kegiatan aspirasi masyarakat, menghadirkan Anggota DPR RI Komisi X, Verrell Bramasta, yang menekankan pentingnya pelestarian tata rias adat Sunda sebagai wujud diplomasi budaya yang unik dan bernilai global.

Verrell Bramasta, dalam sambutannya, mengajak generasi muda untuk lebih mengenal dan melestarikan warisan budaya tersebut. Ia menegaskan bahwa tata rias tradisional Sunda bukan sekadar unsur estetika, melainkan mengandung nilai-nilai filosofis dan jati diri yang harus dijaga di tengah arus modernisasi. Tata rias, menurutnya, merupakan medium untuk memahami kearifan lokal dan memperkuat identitas bangsa Indonesia di mata dunia.

Tujuan utama acara ini adalah untuk menggugah kesadaran publik, termasuk komunitas internasional, akan pentingnya melestarikan budaya tangible seperti tata rias, busana adat, dan seni pertunjukan.

Pemilihan Aula Niagara Park sebagai lokasi acara merupakan simbol harmonisasi antara warisan tradisional Sunda dan dinamika global. Demonstrasi makeup interaktif yang ditampilkan selama acara juga berhasil menunjukkan bagaimana tata rias tradisional dapat diadopsi dan diinterpretasikan oleh generasi muda kontemporer dengan cara yang relevan dan modern.

Sebagai wakil rakyat dan sosok muda inspiratif, Verrell menyampaikan harapannya agar masyarakat, khususnya anak muda, memandang budaya sebagai kekuatan diplomasi yang efektif.

Ia menekankan bahwa tata rias tradisional merupakan cara menghargai leluhur sekaligus memperkenalkan Indonesia kepada dunia internasional dengan cara yang elegan dan bermartabat. “Tata rias bukan hanya mempercantik, tetapi juga menjaga nilai dan jati diri budaya,” kata Verrell.

Acara ini tidak hanya fokus pada aspek visual budaya, tetapi juga menyelaraskan adat dan nilai-nilai tradisi tak kasat mata seperti etika, sopan santun, dan gotong royong dalam konteks dunia digital.

Verrell menekankan pentingnya menjadikan budaya sebagai agenda utama di era digital agar identitas dan etika bangsa tetap terjaga dan dikenal di kancah global.

Ia menambahkan, “Di era digital ini, budaya tak hanya tentang tari dan tata rias atau makanan, tetapi juga tentang bagaimana kita berperilaku, berkomunikasi, dan menjaga etika dalam ruang maya. Diplomasi budaya adalah kekuatan lunak bangsa, dan karakter kita, seperti sopan santun, gotong royong, dan saling menghargai, harus tetap hidup dan relevan di dunia digital. Jika budaya bisa menyentuh hati dunia, maka etika adalah cara kita menjaga martabat bangsa di mata dunia.”

Kara Verrell Sarasehan Tata Rias Budaya Sunda ini menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian budaya dan penguatan identitas nasional. Partisipasi aktif generasi muda dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya ini sangat krusial untuk memastikan kelangsungan dan relevansinya di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *