Simbol Kepemimpinan Jaga Nilai-nilai Budaya, Bupati Purwakarta Dianugerahi Pusaka Kujang oleh Abah Alam

Bupati Purwakarta Dianugerahi Pusaka Kujang oleh Abah Alam/taktis.co

Suasana khidmat menyelimuti Gedung Negara, Kompleks Pemkab Purwakarta, pada Rabu (30/7/2025) lalu. Menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia, Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein (Om Zein), menerima pusaka kujang dari Keluarga Kewargian Abah Alam.

Penyerahan disaksikan Dandim 0619/Purwakarta, Letkol Inf Ardha Cairova Pari Putra, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Purwakarta, Norman Nugraha.

Acara sakral ini lebih dari sekadar seremonial. Bagi Abah Alam, penyerahan kujang ini simbol dukungan spiritual dan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dalam pemerintahan. “Kujang ini bukan hanya simbol, tapi pengingat bahwa memimpin berarti menjaga budaya dan harmoni dengan rakyat,” ujar Abah Alam didampingi sang putra, Jack Abah Alam.

Abah Alam, atau nama lengkapnya Adhitya Alamsyah, adalah seorang tokoh budaya Sunda yang dikenal sebagai sesepuh dari Kawargian Abah Alam (KAA). Beliau berdomisili di Bandung, Jawa Barat.

Sebagai tokoh budaya, Abah Alam aktif dalam melestarikan nilai-nilai luhur budaya Sunda. Ia sering terlibat dalam berbagai kegiatan seni dan budaya, seperti pagelaran tari Jaipongan dan Longser, yang diselenggarakan melalui sanggarnya.

Abah Alam juga memiliki peran penting dalam berbagai acara yang berkaitan dengan adat dan budaya, seperti peringatan Hari Masyarakat Adat Internasional. Abah Alam sering disebut sebagai sosok yang menjadi panutan dalam melestarikan budaya dan tradisi Sunda.

Di tempat yang sama, Ramlan Samsuri (Kakang Prabu) dari KGPP, yang mendampingi Abah Alam, menambahkan bahwa kujang juga melambangkan harapan kebangkitan spirit Siliwangi dan kepemimpinan yang kuat, bijaksana, dan tulus mengabdi.

“Kujang seperti Ibu Pertiwi, mengingatkan pemimpin untuk menjaga alam, mencintai rakyat, dan berbakti pada tanah kelahiran,” jelas Kakang Prabu. Ia berharap kepemimpinan Om Zein akan membawa Purwakarta menjadi “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” negeri yang baik dan diridhoi Tuhan.

Penyerahan kujang ini juga menekankan pentingnya pelestarian budaya lokal sebagai jati diri Purwakarta. Kakang Prabu mengakhiri dengan pesan penuh harap, “Kujang kukuh kana janji, janji ngabela lemah cai jeung rahayatna, ku silih asuh, silih asih, silih asah, jeung welas asih Siliwangi,” mengingatkan komitmen melindungi tanah dan rakyat dengan semangat saling asuh, asih, asah, dan welas asih. Semoga pusaka kujang ini menjadi pedoman bagi kepemimpinan Purwakarta menuju masa depan yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *