Opini  

Karma Politik Abang Ijo: Kemarin Meninggalkan, Sekarang Ditinggalkan

Risky Widya Tama/koleksi pribadi

Dulu ditopang partai, sekarang jalan sendirian. Dulu dielu-elukan relawan, sekarang malah sepi, ditinggalkan satu per satu.

Inilah karma politik yang hari ini menimpa Abang Ijo Hapidin, Wakil Bupati Purwakarta. Waktu kampanye, janji segunung. Satu desa satu greenhouse, katanya. Pertanian mau digarap serius, katanya. Tapi begitu dilantik, mana buktinya?

Yang ada malah sibuk sendiri. Sibuk cari partai baru. Sibuk ngurus makelar tenaga kerja. Ngurusin calo, bukan ngurusin sawah. Ngurusin duit, bukan ngurusin rakyat. Ironis. Dulu bangga disebut “Panglima Tani,” sekarang malah lupa ladang sendiri.

Sementara itu, lihat Bupati. Tiap turun ke jalan, selalu dikerumuni RBA (Relawan Bupati Aing). Gak perlu disuruh, gak perlu dibayar, mereka datang sendiri. Karena apa? Karena merasa dihargai. Karena pemimpinnya tahu berterima kasih. Beda cerita dengan Abang Ijo Hapidin. Mau turun ke lapangan, yang datang bisa dihitung jari. Relawan sudah keburu ilfeel. Sudah keburu kecewa.

Relawan yang dulu rela basah kuyup, rela capek di jalan, sekarang merasa dikhianati. Mereka mundur, satu-satu. Bukan karena cengeng. Bukan karena haus perhatian. Tapi karena tahu, mereka cuma dijadikan batu loncatan.

Politik itu bukan soal menang-menangan. Politik itu soal janji dan amanah. Kalau janji dilanggar, kalau amanah diabaikan, jangan salahkan siapa-siapa kalau akhirnya semua orang pergi.

Hari ini Abang Ijo Hapidin memetik hasilnya. Yang dulu meninggalkan, kini ditinggalkan. Yang dulu diarak-arak, kini jalan sendiri. Dan ke depan, jalan itu akan makin sepi.

 

Risky Widya Tama

Penulis adalah aktivis pada Lembaga Kajian Publik Analitika Purwakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *