Rumah Reyot, Hati Hancur: Tragedi Remaja Lumpuh di Purwakarta, Kades Tutup Mata?

Desi Warga Cibodas/Net.

Di tengah hiruk-pikuk pembangunan, masih ada potret buram kemanusiaan yang luput dari perhatian. Masihkah kita tega berpaling muka saat melihat penderitaan di depan mata? Di Desa Cibodas, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, seorang remaja lumpuh bernama Desi (18) berjuang melawan takdirnya di tengah kemiskinan yang mencengkeram.

Ia tinggal bersama neneknya yang renta di sebuah rumah yang lebih pantas disebut gubuk reot. Desi, yang mengalami kelumpuhan sejak usia 15 tahun, hanya bisa terbaring lemah.

Kakinya membengkok, tanpa pernah merasakan sentuhan perawatan medis yang layak. Ibunya telah berpulang, ayahnya entah ke mana. Kini, hanya neneknya yang menjadi teman setia, meski tubuhnya juga digerogoti penyakit.

Kisah Desi dan neneknya adalah ironi di tengah gembar-gembor program pengentasan kemiskinan. Mereka bertahan hidup dari uluran tangan tetangga yang berbaik hati. Rumah mereka adalah simbol kemiskinan itu sendiri, atap bocor, dinding nyaris ambruk, tanpa perabotan yang memadai.

Kondisi ini memantik keprihatinan dari berbagai pihak. Rizky Widya Tama, aktivis dari Lembaga Kajian Kebijakan Publik Analitika Purwakarta, menyoroti peran pemerintah desa yang seolah tutup mata terhadap penderitaan warganya.

“Ini adalah potret kelalaian pemerintah desa dalam mendata dan menangani warga miskin ekstrem dan penyandang disabilitas. Ke mana kepala desa selama ini? Mengapa kondisi seperti ini bisa terjadi?” tanya Rizky dengan nada prihatin, Kamis, 30 Oktober 2025.

Rizky mengingatkan, perangkat desa seharusnya proaktif dalam mengusulkan warganya ke dalam DTKS agar mendapatkan bantuan sosial. Program-program seperti bantuan disabilitas, perbaikan rumah tidak layak huni, hingga akses layanan kesehatan seharusnya bisa dimanfaatkan jika pemerintah desa peduli.

“Jangan sampai ada lagi warga yang terlantar karena ketidakpedulian aparat desa. Ini adalah tanggung jawab moral yang harus diemban,” tegasnya.

Masyarakat berharap, Pemerintah Desa Cibodas, Dinas Sosial Purwakarta, dan Pemkab Purwakarta segera bertindak. Uluran tangan mereka sangat dibutuhkan untuk meringankan beban Desi dan neneknya. Bantuan medis, perbaikan rumah, dan jaminan sosial adalah hak mereka sebagai warga negara.

Semoga kisah Desi menjadi cambuk bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap sesama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *