Sebuah video berdurasi 28 detik yang memperlihatkan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) memarahi pedagang di sekitar Masjid Agung Purwakarta beredar di media sosial dan menjadi perhatian publik.
Dalam video yang diposting Grup Facebook INFO PURWAKARTA TERKINI, pada Kamis, 30 Oktober 2025 itu tampak seorang petugas Satpol PP menegur pedagang dengan nada tinggi dan gestur marah.
“Ieu dek diangkut moal yeuh. Mun moal ku aing dek dibereskeun,” ujar petugas tersebut sambil menunjuk-nunjuk pedagang.
Aksi itu menuai kritik dari warga yang menilai sikap sang petugas tidak sejalan dengan semangat “Satpol PP humanis” yang kerap digaungkan pemerintah daerah.
Tokoh Pemuda Purwakarta, Rendi Meidiandari, turut menyoroti peristiwa tersebut. Ia menilai perilaku marah-marah di ruang publik mencerminkan persoalan yang lebih dalam pada budaya birokrasi.
“Humanis nya kemana?,” kata Rendi. “Satpol PP seharusnya hadir sebagai wajah pemerintah yang menertibkan dengan empati. Kalau petugas marah-marah di depan publik, pesan yang sampai bukan ketegasan, tapi arogansi.”
Ia menambahkan, gaya komunikasi aparat di lapangan sering kali meniru perilaku pejabat di atasnya. “Kalau pimpinan terbiasa menunjukkan kuasa lewat kemarahan, bawahan akan meniru. Ini bukan sekadar soal etika personal, tapi cermin budaya kekuasaan yang kering dari keteladanan,” ujarnya.
Menurutnya, perilaku emosional semacam itu bisa memperlebar jarak antara pemerintah dan warga. “Masyarakat kecil yang seharusnya dilayani justru merasa takut. Padahal tugas pemerintah bukan menakuti rakyat, tapi membuat mereka percaya untuk bekerja sama menata kota,” tegasnya. Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Satpol PP Purwakarta terkait beredarnya video tersebut.








