Seperti tidak mau diam duduk manis dan mengandalkan moment lucky streak, pada pekan terakhir ini masuk berbagai informasi kegiatan paslon YAKIN yang seakan terus ngegas.
Meskipun diseberang sana diperkirakan ada pergerakan paslon nomor urut tiga dan nomor urut empat menancapkan aksinya, tetapi pergerakan keduanya tidak memberikan gambaran simulasi taktis yang mampu mengangkat pamornya, malah kemungkinan selain stagnan, juga tengah dihadapan dengan segudang kompleksitas permasalahan.
Terutama nomor urut empat yang mulai digerogoti dari dalam oleh sesama pemainnya dalam satu ceruk, karena tengah masuk menjadi pialang usaha perolehan suara Pilkada.
Namun demikian adanya informasi berkumpulnya para mantan kepala desa disatu lokasi dapur di daerah Wanayasa, memperlihatkan gerak nomor urut tiga tidak mau ketinggalan begitu saja, karena Kompakdesi telah menyatakan dukungannya kepada pasangan ini.
Tetapi seberapa efektifkah para mantan ini bergerak di saat supra struktur desa terindikasi mengarah kepada pasangan nomor urut satu, hal ini karena akar kuat mentor paslon Zeinjo yang dirasa masih kuat pada sisi ini.
Namun kembali pada paslon YAKIN, rupanya seperti ungkapan para spekulan Pemilu yang beranggapan bahwa kekuatan YAKIN tidak hanya pada dukungan Partai Nasdem yang masuk ke dalam jajaran partai elite di Purwakarta, ternyata ada yang lebih dari itu, di mana pasukan Partai Keadilan Sejahtera seakan tidak mau ketinggalan untuk melakukan gerakan secara gerilya.
Para spekulan mengungkapkan bahwa yang perlu diperhatikan itu adalah pasukan keadilan sejahtera, karena mereka bisa berkerja dengan semangat yang berbeda dengan pasukan partai lainnya yang cenderung mengendepankan aksi klaim sepihak seakan-akan telah bekerja, padahal zonk.
Pasukan keadilan ini telah lama teruji gigih dalam bekerja, bahkan tanpa cenderung tanpa pamrih dengan jurus taichi masternya, dan ini yang akan merepotkan Zeinjo, karena dengan figurnya sebagai pengusaha konstruksi yang telah banyak malang melintang dalam membangun sarana infrastruktur baik dilingkungan Kabupaten Purwakarta maupun di luar Purwakarta, malah menjadi bumerang karena komunitas yang berkumpulpun diperkirakan tidak jauh dari habitat itu.
Dan dengan komunitas dalam habitat pelaku usaha infrastruktur bisa memberikan asumsi bahwa team ini mendapatkan dukungan dari para pelaku usaha infrastruktur yang bermain dengan anggaran APBD.
Tentu saja hal ini memberikan pandangan yang menggambarkan indikasi perhitungan untung rugi dalam pergerakan rekruitasi pemilih pada Pilkada, lebih jauh nya figur seperti ini bisa jadi bermain dengan banyak kaki, dan ini akan mungkin memudahkan erosi pada hasil surveinya.
Keadaan team seperti ini akan memaksa Zeinjo untuk berfikir keras memutar strategi nya dalam meraup perolehan suara besok di tanggal 27 November 2024, karena kondisi team dan munculnya rival yang kuat memaksa untuk melakukan itu, dan salah satu gerakannya bisa diperkirakan dengan menerobos tembok pertahanan YAKIN di kota khususnya perumahan-perumahan.
Meskipun untuk masuk ke kota ini akan dihadapkan pada elite pemilih yang banyak dikecewakan pada masa berkuasa nya mentor Zeinjo, otomatis hanya cara gerilya langsung ke akar rumput perumahanlah yang dianggap paling efektif, dan indikasinya terlihat dengan adanya minyak goreng di warung-warung kecil yang dijual secara gratis.
Artinya team Zeinjo masuk ke akar rumput melalui warung-warung kecil di perumahan sebagai team sukses dadakan, kenapa demikian? Karena tidak mungkin warung-warung itu menjual minyak dengan gratisan kalau tanpa ada subsidi sebagai team di lapangan.***
Yuslipar
Penulis adalah Koordinator Forum Komunikasi Jurnalis Purwakarta (Fokus JP)